Ada 4 tokoh eksistensialist yang akan dijadikan acuan:
A. Kierkegaard
Baginya Eksistensi adalah suatu kesatuan, kumpulan fakta-fakta, yang tak dapat begitu saja disamakan dengan sejumlah sistem rekonstruksi pemikiran rasional. Artinya eksistensi mencakup berbagai macam hal dalam sebuah keberadaan, bukan hanya yang temporal, tetapi juga yang kekal. Bukan hanya yang teratur tetapi juga yang tak teratur.
B. Heidegger
Menggunakan tiga lapisan terminologi dalam menerangkan arti kata eksistensi.
- Kata Jerman Desein. Melalui kata ini ia hendak mengungkapakan eksistensi sebagai sebuah usaha pertanggungjawaban manusia terhadap keberadaannya, Namur yang melampaui tindakan-tindakan kemanusiaan.
- Kata existentia kata jerman tradicional, yang mau mengungkapkan eksistensi sebagai keadaan berada secara pasif. Dimana eksistensi itu sudah berada dalam keberadaan itu sendiri.
- Kata Existenz, yang mau mengungkapkan kaitan antara eksistenis dan esensi, dimana ia menggambarkan eksistensi sebagai tempat terletaknya esensi. Atau esensi suatu benda terletak pada eksistensinya.
Ia melukiskan eksistensi sebagai sebuah keberadaan manusia yang konkret, sekarang dan di sini. Ia mengetenghakan dua gagasan sehuibungan dengan definisinya ini, yakni pour-soi (for-itself) dan en-soi (in-itself). Artinya ia melihat keberadaan manusia yang konkret sekarang dan di sini, sebenarnya dapat dipengaruhi kedua gagasan ini, yakni menjadi pour-soi, artinya menjadi subjek dimana ia menjadikan segala sesuatu bagi dirinya atau untuk dirinya (for-itself), dan juga menjadi en-soi, artinya dijadikan objek karena sesuatu di kenakan pada dirinya (in-itself). Eksistensi manusia terletak pada pour-soi ketika ia menjadi subjek dan bebas memperlakukan segala sesuatu bagi dirinya. Namun pada akhirnya iapun sadar betapa kebebasan itu serta keberadaanya dapat saling bertentangan secara rasio satu sama lain. Ketika kita berusaha menjadi pribadi yag bebas for-itself, ketika itu keberadaan kita juga terancam menjadi in-itself.
D. Jasper
Menerangkan eksistensi secara lebih sederhana sebagai keberadaan manusia itu sendiri. Di mana ketika kita hendak mencari tahu apa itu eksistensi, jawabannya ada pada keberadaan itu sendiri. Ia mengungkapakan eksistensi sebagai sebuah ungkapan tanpa refleksi dari kehidupan kita di dunia.
Ia mengungkapkan 3 point berikut:
- Existenz itu bukanlahbagian dari ada, melainkan potensi berada. Saya tidak memiliki diri saya, tetapi menjadi diri saya. Existenz itu adalah pemenuhan keberadaan.
- Existenz itu adalah kebebasan. Kebebasan yang bukan diciptakan sendiri, tetapi merupakan pemberian yang transendens. Artinya tanapa yang transendens Existenz itu tidak ada.
- Existenz selalu diri individu, tak tergantikan, dan tak pernah tergantikan.
No comments:
Post a Comment